Asas Pendidikan
1.
Pengertian
Asas Pendidikan
Asas
pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Khusus
di Indonesia , terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan
melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut antara lain:
1.1 Asas Tut wuri Handayani
Asas tut wuri handayani, yang kini
menjadi semboyan Diknas pada awalnya merupakan salah satu dari asas 1922 yakni
: tujuh buah asas dari Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli 1922)..
Asas atau semboyan ini dikumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. dan mendapat
dukungan dari positif dari Drs. RMP Sosrokartono dengan menambahkan dua
semboyan yaitu : Ing Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun Karsa. Ketiga
semboyan itu telah menyatu menjadi satu kesatuan asas.
Asas tut wuri handayani merupakan inti
dari asas 1922 yang menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur
dirinya dengan mengingat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
Keadaan yang dapat ditemukan dalam
pendidikan berkaitan dengan asas ini antara lain :
a.
Peserta didik mendapat kebebasan
dalam memilih pendidikan dan keterampilan yang diminati di semua jalur, jenis
dan jenjang pendidikan yang disediakan sesuai potensi, bakat, dan kemampuan
yang dimiliki.
b.
Peserta didik mendapat
kebebasan memilih pendidikan kejuruan yang diminati agar mempersiapkan diri
untuk memasuki lapangan kerja dan bidang yang diinginkan.
c.
Peserta didik yang
memiliki kecerdasan luar biasa mendapat kesempatan untuk memasuki program
pendidikan dan keterampilan yang diminati sesuai dengan gaya dan irama
belajarnya.
d.
Peserta didik yang
memiliki keistimewaan atau kekurangan dalam fisik dan mental memperoleh
kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang sesuai dengan
keadaanya.
e.
Peserta didik di daerah
terpencil mendapat kesempatan memperoleh pendidikan keterampilan yang sesuai
dengan kondisi daerahnya.
f.
Peserta didik dari
keluarga tidak mampu mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan dan
keterampilan sesuai dengan minat dan kemampuanya dengan bantuan dan dari
pemerintah masyarakat.
1.2 Asas Belajar sepanjang
hayat
Istilah
belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah “pendidikan seumur
hidup”. UNESCO Institute for Education menetapkan suatu definisi kerja yakni
pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus meliputi seluruh hidup
setiap individu, mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan
penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat
meningkatkan kondisi hidupnya, tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran
diri (self fulfilment) setiap individu, meningkatkan
kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri, mengakui kontribusi dari semua pengaruh
pendidikan yang mungkin terjadi, termasuk yang formal, non formal dan informal.
Ada
2 misi yang diemban dalam proses belajar mengajar berdasarkan latar pendidikan
seumur hidup yaitu :: membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif
dan serentak dengan itu, meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri
sebagai basis belajar sepanjang hayat.
1.3 Azas Kemandirian dalam
Belajar
Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2
asas tut wuri handayani dan belajar sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini
adalah pendidik harus menjalankan peran komunikator, fasiltator, organisator,
dsb. Pendidik diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar
sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber
belajar tersebut.
2. Analisis Implementasi Asas-asas Pada Pendidikan Indonesia
2.1 Implementasi Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani
memberi kesempatan anak didik untuk melakukan usaha sendiri, dan ada
kemungkinan mengalami kesalahan dalam perbuatannya, tanpa ada tindakan
(hukuman) pendidik (Karya Ki Hajar Dewantara, 1962:59). Hal itu tidak
menjadikan masalah, karena menurut Ki Hajar Dewantara, setiap kesalahan yang
dilakukan anak didik akan membawa pidananya sendiri, kalau tidak ada pendidik
sebagai pemimpin yang mendorong datangnya hukuman tersebut. Dengan demikian,
setiap kesalahan yang dialami anak tersebut bersifat mendidik.
Maksud dari Tut Wuri
Handayani adalah sebagai pendidik hendaknya mampu menyalurkan dan mengarahkan
perilaku dan segala tindakan sisiwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang
dirancang. Implikasi dari penerapan asas ini dalam pendidikan adalah sebagai
berikut :
1.
Seorang
pendidik diharapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide
dan prakarsa yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkan.
2.
Seorang
pendidik berusaha melibatkan mental siswa yang maksimal didalam mengaktualisasikan
pengalaman belajar, upaya melibatkan siswa seperti ini yang sering dikenal
dengan cara belajar siswa aktif (CBSA).
3.
Peranan
pendidik hanyalah bertugas mengarahkan siswa, sebagai fisilitator, moitivator
dan pembimbing dalam rangka mencapai tujuan belajar . Dalam proses belajar
mengajar dilakukan secara bebas tetapi terkendali, interaksi pendidik dan siswa
mencerminkan hubungan manusiawi serta merangsang berfikir siswa, memanfaatkan
bermacam-macam sumber, kegiatan belajar yang dilakukan siswa bervariasi, tetapi
tetap dibawah bimbingan guru.
Dalam kaitan penerapan Asas Tut Wuri
Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang, yakni:
1.
Peserta
didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang
diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh
pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat. Peserta didik
bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri,
2.
Peserta
didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya
agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu
yang diinginkannya
3.
Peserta
didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki
program pendidikan dan keterampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya,
4.
Peserta
didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh kesempatan
untuk memilih pendidikan dan keterampilan sesuai dengan cacat yang disandang
agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang mandiri,
5.
Peserta
didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan
keterampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan
dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi
dibawah normal sampai jauh diatas normal.
2.2 Implementasi
dari Asas Pendidikan Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang
hayat sebenarnya sudah tertanam dalam kehidupan bermasyarakat lewat pendidikan
keagamaan dan budaya, dimana ilmu akan mempermudah jalan kita untuk melanjutkan
kehidupan.
Dewasa ini, akibat
kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat, maka terjadi perubahan yang amat
pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, apa yang dipelajari oleh
seseorang pada beberapa tahun yang lalu dapat menjadi tidak berarti atau tidak
bermanfaat. Sebab apa yang telah dipelajarinya sudah tidak relevan lagi dengan
berbagai masalah kehidupan yang dihadapinya. Implikasi dari kemajuan ilmu dan
teknologi yang amat pesat tersebut ialah seseorang dituntut untuk mau dan mampu
belajar sepanjang hayat. (Tim, 2008).
Pendidikan terdiri dari tiga sumber
utama yaitu:
1. Pendidikan Persekolahan
Di negara kita
dikenal adanya wajib belajar 12 tahun, dimana kita mendapat pendidikan sampai
tingkat sekolah menengah. Wajib belajar ini termasuk peran dari pemerintah
untuk mengimplementasikan asas belajar sepanjang hayat.
2. Pendidikan Luar Sekolah
Orang bijak
mengatakan bahwa pengalaman merupakan pembelajaran yang paling berharga dalam
kehidupan, kita tidak akan bisa mengaplikasikan ilmu yang kita dapatkan di
dalam pendidikan sekolah tanpa adanya pengalaman nyata yang kita dapatkan di
lingkungan sekitar. Setiap saat banyak pelajaran yang kita dapatkan di
lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat maupun tempat bersosialisasi
seperti tempat kerja dan lain sebagainya. Karena pasti sepanjang hidup kita
akan bergaul dan berbaur dengan lingkungan masyarakat, tentu kita pasti
mendapatkan pendidikan sepanjang hidup kita. Contoh lain tentang pendidikan
luar sekolah yaitu adanya organisasi sosial masyarakat dan sebagainya.
3. Sumber Informasi Lain (Media Sosial,
Internet, dan sebagainya)
Zaman modern
saat ini teknologi tidak akan bisa dipisahkan dari kehidupan manusia,
kepintaran manusia menyebabkan semakin cepatnya pembaharuan-pembaharuan dalam
bidang tekhnologi yang mengakibatkan kita juga harus mampu bersaing untuk
mempelajari tekhnologi itu sendiri. Apalagi dengan mendekatnya pasar bebas,
juga akan berdampak besar bagi kita. Jika kita tidak mampu menguasai teknologi maka
beberapa tahun kedepan kita akan menjadi tamu di rumah kita sendiri.
Dalam kaitan asas belajar sepanjang
hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang yaitu :
1.
Usaha
pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti
dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung
baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal, berbagai jenis
pendidikan, dan berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi,
2.
Usaha
pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada
semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara
proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan
di seluruh tanah air. Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam
negeri maupun diluar negeri
3.
Usaha
pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu
memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas
melalui pendidikan,
4.
Usaha
pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang
belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan
ketrampilan, sarana pendidikan jasmani,
5.
Pengadaan
buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup
bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara belajar. Serta menunjang
tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya,
6.
Usaha
pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan
ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan
idealisme, kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur,
7.
Usaha
pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam
kegiatan olahraga untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di
bidang olahraga,
8.
Usaha
pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan
bahagia; peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan
mental.
Sesuai dengan uraian di atas, maka
secara singkat pemerintah secara lintas sektoral telah mengupayakan usaha-usaha
untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan
sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.
2.3 Implementasi dari Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam
kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam
belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk
ulur tangan ketika diperlukan. Selanjutnya, asas sepanjang hayat dapat
diwujudkan apabila didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu
mandiri dalam belajar, karena tidak mungkin seoarang belajar sepanjang hayatnya
apabila selalu tergantung dari bantuan guru atau orang lain. Kemandirian dalam
belajar diartikan sebagai aktifitas belajar yang berlangsung lebih didorong
oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari
pembelajaran. Perwujudan asas ini dalam belajar akan menempatkan guru dalam
peran utama sebagai fasilitator dan motivator, disamping peran-peran lain: informatory, organisator, dan
sebagainya.
Terdapat beberapa strategi belajar-mengajar
dan kegiatan belajar-mengajar yang dapat memberi peluang pengembnagan
kemandirian dalam belajar. Cara belajar siswa aktif merupakan salah satu
pendekatan yang memberi peluang itu, karena siswa dituntut mengambil prakarsa
dan memikul tanggung jawab tertentu dalam belajar mengjar disekolah, umpamanya
dalam melalui lembaga kerja. Di samping itu, beberapa jenis kegiatan belajar
mandiri akan sangat bermanfaat dalam mengembangkan kemandirian dalam belajar
itu, seperti belajar melalui modul, paket belajar, pengajaran berprogram, dan
sebagainya.
Keseluruhan
upaya itu akan terlaksana dengan semestinya apabila setiap lembaga pendidikan,
terutama sekolah, didukung oleh suatu Pusat Sumber Belajar (PSB) yang memadai.
Seperti yang diketahui, PSB memberi peluang tersedianya berbagai jenis sumber
belajar, disamping bahan pustaka diperpustakaan, seperti rekaman elektronik,
ruang-ruang belajar (tutorial) sebagai mitra kelas, dan sebagainya. Dengan
dukungan PSB asas Kemandirian Dalam Belajar akan lebih dimantapkan dan
dikembangkan.
3. Perlu Atau Tidaknya Pembaharuan Terhadap Asas Pendidikan Di Indonesia
Jadi menurut pendapat
kami mengenai perlu atau tidaknya pembaharuan terhadap asas pendidikan di
Indonesia adalah tidak perlu. Kami berpendapat bahwasannya asas – asas
pendidikan di Indonesia saat ini tidak perlu dirubah karena asas pendidikan di
Indonesia mengarah pada 3 asas yaitu :
1. Tutwuri Handayani
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dimana prinsip dari ketiga asas tersebut
yaitu:
1. Tutwuri Handayani
Asas ini merupakan inti dari asas 1922 yang
menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya dengan mengingat
tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum. Dimana asas ini menekankan pada
peran pendidik dan anak didik dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam asas ini
peserta didik mendapatkan manfaat yang bagus diantaranya peserta didik mendapat
kebebasan dalam memilih pendidikan dan keterampilan di semua jalur, jenis dan
jenjang pendidikan yang disediakan sesuai potensi, bakat, dan kemampuan yang
dimilikinya. Jadi asas ini belum perlu di perbaharui untuk Indonesia saat ini.
2. Asas Belajar Sepanjang hayat
Ada 2 sasaran yang dituju dalam asas ini yaitu
membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif dan serentak dengan itu,
meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis belajar
sepanjang hayat. Anak didik dalam asas belajar sepanjang hayat bukan berarti
anak didik yang selalu membutuhkan pendidik dalam belajar, melainkan semua
orang yang ingin belajar sepanjang hidupnya. Tujuan akhir dari asas ini adalah
untuk mengembangkan kesadaran diri setiap individu dalam meningkatkan kemampuan
dan motivasi untuk belajar secara mandiri.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas yang
sebelumnya karena implikasi dari asas ini adalah pendidik harus menjalankan
peran komunikator dan fasilitator. Pendidik diharapkan dapat menyediakan dan
mengatur berbagai sumber belajar sehingga anak terfasilitasi dan memudahkan
anak dalam melakukan pembelajaran secara mandiri serta memudahkan peserta didik
berinteraksi dengan sumber belajar tersebut. Asas ini juga menekankan pada
proses belajar yang harus mandiri dan tidak selalu bergantung dengan orang
lain.
0 comments :
Post a Comment